Kamis, 06 Januari 2011

Yang di inginkan pRia dalam beRcinTa

Saat menanyakan kepada beberapa pria tentang tingkah wanita yang tak disukai, ada yang menjawab kepada Kompas.com, yakni ketika wanita diam saja di tempat tidur. Meski hanya satu dari sekian jawaban, namun ternyata pria ingin wanita yang lebih vokal di tempat tidur. Lalu, sebenarnya, apa yang diinginkan pria saat bercinta?
Tanyakan kepada beberapa pria mengenai apa yang mereka inginkan dari istrinya, kemungkinan terbesar, mereka akan menjawab “Seks yang lebih sering.” Tapi, ketika kita berani menanyakan lebih mendalam, seks seperti apa yang mereka inginkan, jawaban dari masing-masing pria bisa jadi akan berbeda-beda.
Namun, ada 3 hal yang umumnya akan disukai setiap pria dari istrinya berkaitan dengan seks, hasil dari survei dan penjelasan ahli seks. Berikut adalah tips yang di-share oleh Jane Buckingham dalam bukunya, Modern Girls’ Guide to Life, tentang apa yang disukai pria di ranjang:
Lebih vokalBayangkan menyaksikan film tanpa suara. Mungkin menghibur untuk film-film bisu zaman dulu. Tapi sekarang? Tentu akan lebih afdal dan lebih seru dengan efek suara yang mendebarkan. Entah sudah berapa kali ahli seks mengatakan bahwa pria adalah mahluk visual, tentu pengalaman visual itu akan lebih seru jika ditambah suara-suara. Jika Anda diam saja, tentu si suami akan merasa bercinta dengan boneka yang diam saja.
Masih merasa jengah dengan dirty talk? Mulailah perlahan dengan mengatakan apa yang Anda ingin, misal, “Sedikit ke kiri, Sayang,” atau “Lebih cepat sedikit, Yang.” Berikan feedback tentang apa yang Anda mau, ia akan merasa Anda dan dia sedang berada dalam kontinum waktu yang sama dalam sebuah petualangan mendebarkan.
Ketika ia melakukan apa yang Anda suruh dan membuat Anda merasa enak, berikan ucapan rasa terima kasih lewat lenguhan, “Ooh, mmmhh, atau aaah!” agar ia terus melakukan apa yang enak untuk Anda. Jika suami masih belum menemukan titik yang Anda mau, gunakan tangan Anda secara perlahan untuk menuntunnya.
Beberapa pria bahkan senang dengan dirty talk. Bukan tipe Anda? Well, tak ada salahnya untuk mencoba hal baru, kan? Anda bisa memulai melatih dirty talk dengan memuji bagian-bagian tubuh suami yang Anda anggap seksi. Misal, “Dada kamu yang bidang bikin aku kangen,” atau bagian tubuh lainnya. Keluarkan saja apa yang ingin Anda puji dari tubuhnya. Ini juga sebagai salah satu cara untuk membangun keintiman dengan pasangan.
\"Woman on Top\"
Tak seperti wanita yang perlu di-”bangunkan” segala inderanya untuk bisa terangsang, pria hanya cukup dirangsang lewat visual. Maka dari itu, posisi woman on top (WOT) merupakan posisi yang paling disukai pria. Selain bisa melihat dua gunung kembar Anda secara langsung, ia juga merasa senang karena melihat bahwa Anda yang mengambil alih tongkat kepemimpinan sesekali.
Namun, bonus dari posisi ini tak hanya untuk si dia, Anda pun bisa mendapatkan kesenangan dari posisi ini. Ketika Anda melakukan WOT, bersandarlah sedikit ke depan, hingga pelvis Anda dan dia bertemu. Di posisi ini, klitoris (eksterior) dan G-Spot (interior) Anda akan mendapatkan stimulasi, memberikan Anda kenikmatan puncak.
Spontan
Bayangkan Anda harus makan masakan yang sama terus-menerus berhari-hari. Tentunya yang ada hanya bosan, bukannya rasa yang enak. Hal yang sama dengan seks. Dengan posisi yang sama, gaya yang sama, di tempat yang sama, waktu yang sama, wah, lama-lama jadi rutinitas, dong?
Buka wawasan Anda, berimajinasilah untuk membuat suami merasa seks menjadi sebuah petualangan baru. Tak perlu heboh mengenakan pakaian cat woman atau tiba-tiba memasang tiang penari stripper. Tapi ganti suasana, atau ganti lokasi juga sudah cukup membuat si suami merasakan serunya bercinta dengan Anda.
Misal, ketika anak-anak sedang pergi di hari Minggu, si suami sedang mengambil minum di dapur, kejutkan ia dengan pelukan dari belakang. Beri bonus dari pelukan Anda, selipkan tangan Anda ke dalam celananya, dan selanjutnya, terserah Anda. Atau, di sore hari, ketika ia bilang akan mandi, bilang Anda mau ikut. Bantu ia membersihkan tubuh dengan maksud tulus, tapi tentu Anda juga mau memastikan ia membersihkan setiap senti tubuhnya, kan? Sabuni tubuhnya perlahan, sesekali kecup nakal bibirnya.
Biasa bercinta dengan lampu mati? Kenapa tidak nyalakan saja lampunya? Anda tak perlu menyembunyikan lemak-lemak itu, toh ia sudah tahu dan tetap mencintai Anda. Kepercayaan diri Anda juga bisa jadi hal yang seksi di matanya. Nyalakan musik pengantar bercinta supaya ada ritme di ranjang.

Yuk kita intip seputar dunia kesehatan

Masalah kesehatan reproduksi perlu mendapat sosialiasi yang luas agar para calon ibu mengetahui persoalan reproduksi yang akan dialaminya berikut mendapatkan jalan keluar dari persoalan tersebut. "Tanpa mengenal organ kesehatan reproduksi dengan baik maka dikhawatirkan para calon ibu buta sama sekali dan akhirnya bisa berakibat pada keharmonisan hubungan suami isteri," kata Kepala BKKBN Provinsi Bengkulu, Hilaluddin Nasir di Bengkulu, Jumat (28/8).

Dia mengatakan, kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang baik, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, tetapi juga sehat dari aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.

Masalah kesehatan reproduksi, katanya, terkait dengan terganggunya sistem, fungsi dan proses alat reproduksi, yang dapat berakibat pada keharmonisan hubungan suami-isteri bahkan dapat mengganggu kelancaran proses kehamilan dan persalinan.

Untuk itu dia berharap, setiap pasangan suami-isteri disarankan untuk memeriksa dan merawat organ kesehatan reproduksi masing-masing agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik dan normal. Usia ideal perkawinan untuk laki-laki minimal 25 tahun dan perempuan minimal 21 tahun. "Usia 25 tahun bagi laki-laki sudah dianggap matang dari segi emosi, ekonomi dan sosial," katanya.

Begitupun usia 21 tahun sudah dianggap matang bagi perempuan dari segi emosi, kepribadian dan sosialnya. Khusus untuk perempuan menurutnya, usia kurang dari 21 tahun, rahim dan pinggulnya belum berkembang dengan baik, sehingga kemungkinan terjadi kesulitan dalam persalinan.

Dikatakan, kehamilan yang sehat, suatu kondisi sehat fisik dan mental ibu dan janin yang dikandungnya. Kehamilan yang sehat dicirikan oleh cukup bulan (matur) sekitar 38 sampai 40 minggu (280 hari). "Berat badan ibu idealnya meningkat 0,5 kg perminggu atau 6,5 sampai 16 kg selama masa kehamilan dengan disertai peningkatan berat badan janin yang sesuai dengan umur kehamilan," katanya.

Mengenai tekanan darah tidak lebih dari 120/80 mm Hg. Untuk itu maka selama masa kehamilan perlu istirahat yang cukup, minum tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

Menurutnya, perlu menghindari terlalu muda untuk hamil usia kurang dari 21 tahun. Terlalu tua untuk hamil usia lebih dari 35 tahun. Terlalu sering hamil beresiko tinggi dan terlalu rapat jarak kehamilan juga beresiko. (ant/rin)

By Republika Newsroom